1. Pemeliharaan Preventif
Dalam pengertian
yang luas, pemeliharaan preventif meliputi aspek rekayasa (engneering) dan manajemen. Di bidang rekayasa,
pemeliharaan preventif meliputi : mendeteksi dan atau mengoreksi penggunaan
peralatan yang ada saat ini, melalui analisa statistik kegagalan atau kesalahan
yang ada atau berdasarkan catatan perbaikan yang ada. Pekerjaan ini harus dapat
dilakukan secara tepat oleh orang yang benar - benar ahli dibidangnya dan
dengan frekuensi yang tepat pula (misalnya dua kali dalam setahun).
Jika terlalu
sering, maka bukan saja akan menambah biaya pemeliharaan, tetapi juga akan
menurunkan produktifitas dan efisiensi kerja perusahaan. Data
pada Gambar 1. Menunjukkan, bahwa kerusakan banyak terjadi pada awal pemakaian alat. Hal ini dapat disebabkan oleh kelalaian pekerja dan atau kerusakan internal komponen dari pabrik pembuat alat (ini disebut kegagalan produk). Tingkat kerusakan.
2. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan yang bersifat
memperbaiki (corrective maintenance) akan berkaitan dengan deteksi
kerusakan, penentuan lokasi kerusakan, dan perbaikan atau penggantian bagian
yang rusak. Tahapan pemeliharaan korektif dapat dilihat seperti pada Gambar 2.
Alat Bantu Kerja
Alat
bantu kerja adalah semua alat yang dapat digunakan oleh teknisi atau tenaga
ahli untuk menentukan jenis dan lokasi kerusakan sistem yang diperiksa. Ini
bisa berupa buku manual pemeliharaan, peralatan uji (multimeter, osiloskop,
logic probe, dan sebagainya), dan atau peralatan khusus (misalnya untuk
kalibrasi alat ukur). Peralatan uji dapat kalian pelajari secara khusus pada
bab lain di buku ini. Pada saat kita membeli peralatan elektronik (dan juga
alat lainnya), misalnya radio tape, biasanya
diberi Buku Manual untuk petunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan atau
cara mengatasi gangguan pada alat tersebut. Bentuk dan format manual
pemeliharaan sangat bervariasi, tergantung dari pabrik pembuat alat tersebut.