Senin, 25 Juli 2022

3.1 Memahami Sikap Dan Perilaku Wirausaha

Memahami Sikap Dan Perilaku Wirausaha

    Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menjalankan usaha yang mana untuk meningkatkan nilai agar dapat dipasarkan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam menjalankan usahanya, tentunya seorang wirausaha menginginkan tujuan usahanya dapat tercapai. Oleh mencapai keberhasilan dalam usaha dibutuhkan sikap dan perilaku wirausaha. Dalam setiap usaha, kemungkinan terjadi resiko itu pasti ada. Oleh karena itu seorang wirausaha harus mampu dan mau mengambil resiko dari setiap peluang usaha yang diambil. Seorang wirausaha harus memiliki mental atau sikap saat tujuan usaha tercapai serta saat kerugian usaha terjadi. Sikap wirausaha adalah karakter atau sifat yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah peluang usaha.

    Selain itu, dalam proses perencanaan usaha diperlukan berbagai tindakan atau perilaku. Setiap perilaku wirausaha akan mempengaruhi tujuan dari usaha itu sendiri. Ketika perilaku atau tindakan yang diambil tepat maka tujuan usaha akan semakin dekat. Sebaliknya ketika perilaku wirausaha tidak tepat maka kerugian yang akan semakin dekat. Oleh karena itu setiap pengambilan tindakan atau keputusan harus dihitung secara matang agar usaha semakin dekat dengan pencapaian tujuan. Oleh karena itu sikap dan perilaku wirausaha sangat diperlukan dalam proses usaha atau bisnis. Selain itu sikap dan perilaku wirausaha akan sangat mempengaruhi tercapainya tujuan atau kesuksesan dalam usaha. Untuk lebih jelasnya, dalam artikel ini akan dibahas bagaimana memahami sikap dan perilaku wirausaha.


Pengertian Sikap dan Perilaku Wirausaha

    Pengertian sikap dan perilaku wirausaha adalah respon dan tindakan yang dilakukan oleh wirausaha terkait informasi berupa kritikan, kejadian, dan lain sebagainya terkait dalam menjalankan peluang usaha yang dipilih. Dengan kata lain sikap dan perilaku wirausaha merupakan mainset atau pola pikir terhadap berbagai hal yang dihadapi seperti kesulitan atau hambatan yang dialami. Untuk membentuk pola pikir tersebut maka seorang wirausaha harus memiliki karakter sebagai seorang wirausaha. Hal ini diperlukan agar setiap tindakan terhadap usaha yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan arah tujuan yang ingin dicapai.


Macam Macam Sikap dan Perilaku Wirausaha

Terdapat beberapa karakter yang diperlukan oleh seorang wirausaha. Untuk lebih jelasnya mengenai sikap dan perilaku wirausaha yang dibutuhkan adalah sebagai berikut.

1. Motivasi

    Motivasi berasal dari bahasa latin yang berarti “movere” yang berarti to move atau menggerakkan (Steers dan Porter, 1991). Sedangkan Suriasimantri berpendapat bahwa motivasi merupakan dorongan, hasrat, atau kebutuhan seseorang untuk berperilaku tertentu guna mencapai tujuan tertentu. Motif akan menghasilkan mobilisasi energi (semangat) dan menguatkan perilaku seseorang, serta kendaraan untuk membawa dan mengarahkan  perilaku seseorang (Beck, 1990).
    Seseorang dalam melakukan usaha menginginkan tujuan tertentu yaitu motif berprestasi (achievement motive). Motif berprestasi atau achievement motive adalah nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi (Gede A.S dalam Suryana, 2003). Faktor dasar yang melandasi motivasi adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Maslow (1934) menjelaskan teori motivasi dengan menjelaskan tingkatan kebutuhan sebagai landasan yang melatar belakangi lahirnya motivasi bagi seseorang, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan harga diri (esteem needs) dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualization needs).   
    Faktor yang mempengaruhi timbulnya motivasi terdiri atas faktor pendorong dan faktor pemelihara (Herzberg). Faktor pendorong timbulnya motivasi  terdiri atas kebersihan, pengakuan, kreativitas dan tanggung jawab, sedangkan faktor pemelihara motivasi meliputi  lingkungan kerja, insentif kerja, hubungan kerja dan keselamatan kerja. Motif prestasi seorang wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Menurut Suryana (2003), seorang wirausaha yang memiliki motif berprestasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya,
  • Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan atau kegagalannya
  • Memiliki tanggung jawab personal  yang tinggi
  • Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan
  • Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang. 

2. Prespektif

    Selalu prespektif mencerminkan bahwa seorang wirausahawan harus berfikir, berusaha  dan memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan untuk  meraih masa depannya secara optimis. Untuk mencapai masa dengan yang optimis, maka seorang wirausaha harus memiliki kemampuan untuk  menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada (ability to create the new and different). Masa depan adalah suatu  kejadian (event) yang mengandung ketidak pastian (uncertainty). Maka dalam menyongsong masa depan tersebut  seorang wirausaha harus mampu memperhitungkan resiko yang timbul dan dengan cerdas dan tabah menghadapi tantangan akibat pilihan yang diambilnya.

3. Kreativitas

    Memiliki kreativitas tinggi berarti mempunyai kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda (thinking new thing and different). Namun demikian untuk berfikir yang  baru dapat bersumber dari  sesuatu yang lama Kreativitas adalah berfikir untuk menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from nothing). Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan (Suryana, 2003).
    Dengan demikian kreativitas (daya cipta) mengandung beberapa aspek penting, antara lain (1) menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada (generating  something  from  nothing, (2) muncul ketika  melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda (arise when look at something old and think  something new and different), dan (3) menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik (change something  with  something more simple and better).

4. Inovasi

    Memiliki perilaku inovatif tinggi merupakan salah satu kunci dari semangat berwirausaha. Sebenarnya  setiap orang  dibekali  talenta atau jiwa wirausaha walaupun dalam  derajat kapabilitas yang berbeda-beda. Jika  jiwa wirausaha atau  talenta  tersebut diberikan wadah yang baik, maka  perkembangan dan kemajuannya  akan memberikan hasil  sebagaimana mana yang diharapkan.  Jiwa wirausaha yang terdapat pada setiap orang itu tumbuh karena beberapa hal (1) setiap orang pasti memiliki cita-cita, impian dan harapan untuk meningkatkan kualitas hidup, (2) setiap orang mempunyai intuisi untuk bekerja dan berusaha, (3) setiap orang mempunyai daya imajinasi yang dapat digunakan untuk berfikir kreatif, (4) setiap orang mempunyai kemampuan untuk belajar sesuatu yang sebelumnya tidak dikuasainya.

5. Komitmen

    Memiliki komitmen dalam pekerjaan  memberikan makna bahwa setiap wirausaha hendaknya komit dalam  mengelola usahanya yang dilakukan dengan cara bersungguh-sungguh dan memberikan curahan perhatian sepenuhnya. Oleh sebab itu seorang wirausaha yang komit atas pekerjaannya  tidak akan membiarkan usahanya  berjalan di tempat, tetapi selalu berfikir dan berusaha agar usahanya itu dapat berkembang dan mempunyai keunggulan kompetisi dengan yang lainnya. Untuk maksud tersebut, maka seorang wirausahawan  harus sepenuh hati dalam menjalankan usahanya dan berani mengambil resiko usaha yang sudah diperhitungkan sebelumnya. Wirausahawan yang komit terhadap pekerjaannya harus berani bangkit dari kegagalannya dan menjadikan masalah yang dihadapi sebagai peluang. Tidak setengah - setengah dalam mengelola usaha dapat diartikan bahwa seorang wirausahawan harus memiliki semangat kewirausahaan.

6. Etos Kerja dan Tanggung Jawab

    Etos kerja akan membentuk suatu produktivitas sedangkan tanggung jawab akan  menumbuhkan wirausaha  yang   adil dan bertanggung jawab  terhadap semua pemangku kepentingan (stakeholder) yang berhubungan dengan usaha  dan hasil usahanya. Dalam  pengertian bisnis modern,  tanggung jawab  tersebut ditunjukkan dengan  adanya tanggung jawab sosial  (social responsibility) antara lain dengan melindungi  stakeholder dan lingkungannya dari adanya kerugian moril maupun material atas keberadaan perusahaan dan hasil produksinya.

7. Mandiri

    Mandiri atau tidak tergantung kepada orang lain akan menumbuhkan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different). Melalui kemandirian dalam berfikir kreatif dan bertindak inovatif, seorang wirausaha dapat menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Oleh sebab itu, seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif dalam mengembangkan ide dan pikirannya terutama dalam menciptakan peluang usaha bagi dirinya dan bagi orang lain.

8. Berani Mengambil Resiko

    Berani mengambil resiko tidak sama dengan spekulasi. Artinya resiko  yang ditanggung oleh seorang wirausahawan adalah resiko yang sudah diperhitungkan secara matang. Richard Cantillon adalah orang yang pertama menggunakan istilah entrepreneur dan mengatakan bahwa  entrepreneur adalah seseorang yang berani menanggung resiko. Keberanian menanggung resiko yang disertai perhitungan yang mapan merupakan karakteristik wirausaha yang unggul. Setiap resiko yang menjadi nilai dalam kewirausahaan adalah resiko yang sudah diperhitungkan  dan penuh realistis.

9. Selalu Mencari Peluang

    Selalu mencari peluang dimaknakan bahwa seorang wirausaha yang mempunyai jiwa kewirausahaan harus memberikan tanggapan positif terhadap peluang yang ada dalam kaitannya dengan mendapatkan keuntungan untuk usahanya (organisasi bisnis) atau memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat (organisasi nirlaba). Dengan hal ini maka kewirausahaan merupakan tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap terhadap perilaku atau tindakan yang menghasilkan penambahan nilai.

10.  Memiliki Jiwa Kepemimpinan

    Jiwa kepemimpinan, keteladanan dan kepeloporan selalu dimiliki oleh seorang wirausaha yang sukses. Seorang yang memiliki jiwa kepemimpinan pada umumnya ingin tampil berbeda, lebih dahulu (lebih  cepat) dan lebih menonjol. Hal inilah yang melandasi mengapa seorang wirausaha  yang memiliki jiwa kepemimpinan  akan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasinya untuk menghasilkan  barang dan jasa dengan lebih cepat dipasarkan dan berbeda dari pesaingnya. Wirausaha seperti inilah  yang menganggap perbedaan sebagai suatu peluang untuk menambah nilai barang dan jasa yang dihasilkan, sehingga ia akan menjadi leader, baik dalam bidang produksi  maupun pemasaran. Seorang wirausaha yang memiliki jiwa kepemimpinan selalu ingin mencari peluang, terbuka menerima kritik dan menjadikan saran  sebagai pertimbangan dalam melakukan perbaikan. Seorang  wirausaha yang memiliki leadership ability akan mampu menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power)  dan mengutamakan strategi mediator dan negosiator dibandingkan cara-cara diktator.

11. Memiliki Kemampuan Manajerial

    Memiliki kemampuan manajerial merupakan salah satu aspek  yang harus ada pada setiap wirausaha. Kemampuan manajerial merupakan kemampuan untuk mengambil keputusan usaha dan melaksanakan seluruh fungsi manajemen, yaitu  membuat rencana usaha, mengorganisasikan usaha, mengelola usaha (termasuk  mengelola sumber daya manusia), melakukan publikasi/promosi  hasil usaha dan mengontrol pelaksanaan usaha.

12. Memiliki Kemampuan Personal

Memiliki ketrampilan personal  diartikan sebagai wirausaha andal.  Terdapat  8 ciri wirausaha andal, menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1995  Tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaa yaitu :
  • Percaya diri dan sikap mandiri  yang tinggi  untuk berusaha mencari penghasilan dan keuntungan melalui perusahaan.
  • Dapat mencari dan menangkap peluang usaha yang menguntungkan serta melakukan apa saja yang perlu untuk memanfaatkannya.
  • Dapat bekerja keras dan tekun dalam menghasilkan barang dan jasa, serta mencoba cara kerja  yang lebih tepat dan efisien. 
  • Dapat berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah dengan berbagai pihak yang besar pengaruhnya pada kemajuan usaha terutama para pembeli/pelanggan (memiliki kemampuan salesmanship). 
  • Melakukan usaha dengan terencana, jujur, hemat dan disiplin.
  • Memiliki rasa cinta terhadap kegiatan usahanya dan perusahaannya serta lugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginya.
  • Dapat meningkatkan kapasitas diri sendiri dan perusahaan
  • Berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang kerjasama yang slaing menguntungkan dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan

Rabu, 23 Maret 2022

Menerapkan proses desain produk elektronik

 


Produk Rekayasa Elektronika Praktis menjadi bagian kebutuhan manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Wirausaha di bidang rekayasa elektronika praktis dengan memberi nilai tambah dalam segala aktivitas apapun menggunakan rangkaian elektronika dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan dapat mendatangkan hasil/income sesuai harapan dalam mendirikan usaha. Menggali, mengenali, dan mengembangkan potensi dan kompetensi diri dapat digunakan untuk mencapai kesuksesan dalam berwirausaha. Dalam pengembangan desain dan produksi produk elektronika praktis dapat diuraikan seperti di bawah ini.

1. Pengembangan Desain Produk Elektronika Praktis

 

Pengembangan desain dalam pembuatan produk elektronika praktis diawali dengan mencari data tentang potensi pasar yang membutuhkan produk elektronika praktis ini disamping ketersediaan bahan baku. Jenis, material, bentuk dan karakter dari bahan baku akan menjadi dasar untuk ide produk yang akan dibuat. Penentuan bahan baku yang akan digunakan menjadi dasar untuk proses pengembangan ide produk. Desain produk elektronika praktis harus memiliki fungsi di samping estetika dan keunikan. Proses pencarian ide menjadi sangat penting. Ide desain produk elektronika praktis dapat diperoleh dengan tiga cara pendekatan mengenali pasar sasaran dan selera pasar, melakukan eksplorasi material untuk menghasilkan estetika produk yang berbeda dan unik, dan memikirkan di mana produk tersebut akan diletakkan dan digunakan.


2. Bahan Pendukung Produk Elektronika Praktis

 

Bahan pendukung adalah bahan-bahan yang dipakai selama proses produksi pembuatan produk elektrnika praktis. Bahan pendukung produk elektronika praktis berupa sumber daya yang terdapat di sekitar kita diantaranya terbagi menjadi:


a. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah kekayaan yang tersedia di alam dan dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sumber daya alam dibagi menjadi dua:

 

1.)   Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable), yaitu sumber daya alam dimana ketika dimanfaatkan secara terus menerus masih dapat diperbaharui kembali.

2.)     Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable), yaitu apabila sumber daya alam ini dimanfaatkan secara terus menerus oleh manusia jumlahnya akan berkurang dan lama kelamaan akan habis.


b. Sumber Daya Manusia

Pemanfaatan sumber daya alam melibatkan manusia. Tantangan sumber daya manusia sekarang ini adalah mampu menjadi manusia yang berkualitas sehingga dapat memanfaatkan SDA secara optimal dengan tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan. Sumber daya manusia dapat berupa tenaga kerja dan kewirausahaan :

 

1.)    Tenaga kerja adalah penduduk yang ikut aktif dalam kegiatan produksi. Contoh tenaga kerja, yaitu petani yang mengolah tanah pekarangan atau sawah agar menghasilkan padi, sayuran, buah, dan hasil pertanian lain. Tenaga kerja yang mengolah hasil pertanian menjadi produk kuliner yang dipasarkan dengan menggunakan peralatan aplikasi elektronika praktis sehingga dapat menarik pengunjung. Peralatan elektronik praktis menjadi kebutuhan untuk menunjang usaha. Sumber daya manusia terus meningkatkan kemampuan sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan standar produksi.

2.)    Sumber daya kewirausahaan adalah semangat, sikap, dan perilaku seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan ekonomi sehingga dapat menghasilkan keuntungan. Orang yang memiliki mental kewirausahaan disebut wirausaha.


3. Alat Pendukung Produksi

 

Usaha produk elektronika yang sudah mengalami perkembangan permintaan yang besar membutuhkan peralatan-peralatan yang memiliki presisi dan kecepatan kerja tinggi. Pengembangan terus dilakukan dengan melalui tahapan evaluasi dan pengembangan. Beberapa alat pendukung dalam pembuatan produk elektronika rekayasa antara lain sebagai berikut :

 

a.      Mesin pembuat lobang PCB. Terdapat beberapa pengeboran proses dan cara dalam pembuatan lubang PCB, pilihan cara umumnya mempertimbangkan biaya, kecepatan, dan jumlah produksi. Pertama, pengeboran PCB dengan bor manual yang banyak digunakan dalam membuat lubang PCB. Cara ini cukup hemat namun membutuhkan waktu lama dan hasil yang diperoleh tidak banyak. Lobang yang dihasilkan juga tidak seragam. Kedua pembuatan lobang PCB dengan CNC merupakan cara modern yang menghasilkan lobang bor yang presisi, dan mencegah terjadinya kesalahan pengeboran karena dikontrol oleh komputer. Ketiga menggunakan puncing yang merupakan kombinasi dari cara manual dan CNC. Cara ini dapat menghasilkan jumlah yang banyak. Dengan sekali punching seluruh lobang akan terbentuk secara serentak dan cara ini merupakan cara paling cepat dalam pembuatan lobang PCB. Hasil lobang lebih seragam dan sama sesuai dengan cetakan yang dibuat sebelumnya. Namun cara ini termasuk mahal terutama dalam pembuatan cetakannya.

 

b.      Mesin laser cutting, digunakans untuk memotong sesuai dengan kebutuhan. Hasil potongan tergantung pada jenis mesin laser, daya mesin laser, setting kecepatan potong, dan power. Pilih gambar yang akan dilaser, tentukan dan pilih jenis seting dengan menggunakan kombinasi antara kecepatan dan power dengan hasil potongan yang baik. Perangkat lunak, sistem dan cara kerja yang berbeda antara mesin laser satu dengan yang lain. Semakin besar kekuatan yang ada maka semakin besar power yang digunakan, kecepatan semakin ditingkatkan sehingga dapat memotong lebih cepat. Semakin tinggi power yang digunakan berakibat pada panas yang muncul, sehingga meningalkan noda bakar pada benda kerja atau material. Pilihan setting disesuaikan dengan jenis material yang akan dipotong.

 

4. Menerapkan Keselamatan Kerja

 

Terjadinya sebuah kecelakaan saat bekerja memang tidak diharapkan, namun demikian kecelakaan bisa muncul karena adanya keterbatasan fasilitas keselamatan kerja, juga karena kelemahan pemahaman faktor-faktor prinsip yang keamanan dan keselamatan kerja. Keamanasn kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun nonmateril. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material diantaranya sebagai berikut : 1) Baju kerja, 2) Helm, 3) Kaca mata, 4) Sarung tangan, dan 5) Sepatu. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial adalah sebagai berikut: 1) Buku petunjuk penggunaan alat, 2) Rambu-rambu dan isyarat bahaya, 3) Himbauan-himbauan, dan 4) Petugas keamanan.


5. Perawatan Produk Elektronika Praktis

 

Perawatan produk meliputi pemeliharaan peralatan dan pemeliharaan lingkungan. Aktivitas perawatan produk dikembangkan secara berkala dan harus sesuai dengan SOP yang dikembangkan untuk produk tersebut. Produk elektronika praktis sebagian besar menggunakan bahan-bahan yang tidak mudah terurai seperti plastik, bahan-bahan semikonduktor, dan baterai yang harus betul-betul diperhatikan penanganan limbahnya agar tidak mencemari lingkungan.

Minggu, 02 Januari 2022

Menganalisis prosedur pengujian kesesuaian fungsi produk barang/jasa

 Suatu Pengujian produk bertujuan untuk memberikan penilaian yang lebih rinci tentang peluang sukses produk baru, mengidentifikasi berbagai penyesuaian akhir yang diperlukan untuk produk, dan menetapkan berbagai elemen penting dalam program pemasaran yang akan dipakai untuk memperkenalkan produk dipasar. Ada 4 pengujian produk baru, yaitu sebagai berikut :



1.            Technical Testing (Pengujian Teknis)

Yaitu dengan cara menciptakan prototipe yang merupakan approximation (perkiraan) produk akhir. Pengujian atas kinerja produk prototipe sanggup menghasilkan sejumlah isu penting wacana product shelf life (usia pajang produk), tingkat keusangan produk, problem yang timbul dari pemakaian atau konsumsi yang tidak seharusnya, potensi kerusakan yang memerlukan penggantian, dan jadwal pemeliharaan yang tepat. Masing-masing dari jenis isu tersebut sanggup memiliki dampak biaya terhadap pemasaran produk. Contohnya menyerupai estimasi usia pajang produk sanggup besar lengan berkuasa terhadap frekuensi dan biaya pengiriman. Lalu kemungkinan adanya problem penggunaan yang signifikan sanggup menjadikan perlunya pelengkap isu labeling, periklanan, dan sebagainya.

 

2.            Pengujian Preference and Satisfaction Testing (Preferensi dan Kepuasan)

Dipakai untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam planning pemasaran serta untuk menciptakan tafsiran penjualan awal produk baru. Secara umum terdapat dua cara utama yang dibutuhkan dalam tipe pengujian ini, yaitu pertama meminta konsumen untuk menggunakan sebuah produk selama jangka waktu tertentu, dan kemudian mereka diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang bekerjasama dengan preferensi serta kepuasan mereka. Kedua, melaksanakan “blind test” yang sedemikian rupa sehingga konsumen sanggup membandingkan banyak sekali macam alternatif produk tanpa mengetahui nama merek atau produsennya. Pada dasamya, pengujian preferensi dan kepuasan akan mengatakan sejumlah manfaat pokok, antara lain sebagai berikut:


a.       Uji preferensi kasatmata dan uji teknis sanggup mengatakan dasar klaim yang obyektif untuk keperluan promosi, terlebih apabila perusahaan ingin menyajikan superioritas dalam hal persepsi konsumen atas keunggulan spesifik pada produk perusahaan dari pada pesaing.

b.      Estimasi tingkat pembelian ulang sangat penting untuk memperkirakan pangsa pasar jangka panjang. Oleh alasannya itu hasil yang kurang elok pada uji ini sanggup berakibat pada penghapusan peluncuran produk maupun perancangan ulang produk baru.

c.       Meskipun penerimaan pasar atas produk gres ditentukan oleh semua elemen kegiatan pemasaran, tetapi banyak sekali kasus memperlihatkan bahwa skor yang tinggi dalam dimensi kinerja produk menggambarkan bahwa ilham produk yang bersangkutan sebaiknya dilanjutkan pada tahap pengembangan produk gres selanjutnya.

d.      Uji preferensi pada umumnya sanggup mengatakan signal awal terbaik terhadap kemungkinan terjadinya kanibalisasi produk.

 

3.            Simulated Test Markets atau Laboratory Test Markets (Pengujian Pasar Simulasi)

Yaitu mekanisme riset pemasaran yang dibuat untuk mengatakan gambaran yang murah dan cepat wacana pangsa pasar yang sanggup diharapkan dari produk baru. Beberapa model yang sanggup digunakan antara lain BASES, DESIGNOR, ASSESSOR, dan LITMUS.

 

4.            Test Markets (Pengujian Pasar)

Yaitu perusahaan akan memperlihatkan sebuah produk untuk dijual diwilayah pasar terbatas yang sebisa mungkin sanggup mewakili keseluruhan pasar dimana produk itu nantinya akan dijual. Secara prinsip, terdapat perbedaan yang signifikan antara metode pengujian pasar untuk produk konsumen dan produk bisnis/industrial. Didalam pengujian produk konsumen, perusahaan akan berusaha mengestimasi empat variabel, yakni product trial (percobaan produk), first repeat (pengulangan pembelian pertama), adopsi produk, serta frekuensi pembelian. Tentunya perusahaan menginginkan bahwa semua variabel-variabel tersebut memperlihatkan tingkat yang tinggi. Metode pokok untuk menguji pasar produk konsumen, ialah sebagai berikut:


a.       Sales Wave Research

Dalam metode sales wave research, konsumen yang pada awalnya mencoba sebuah produk secara gratis ditawarka lagi produk tersebut atau produk pesaing, dengan harga yang lebih murah. Kemudian perusahaan akan memperhatikan berapa kali konsumen menentukan produk perusahaan serta tingkat kepuasan mereka. Metode ini juga meliputi perjuangan untuk mempresentasikan pada konsumen satu ataupun beberapa konsep iklan dalam bentuk garang untuk mengamati dampaknya terhadap pembelian ulang.

 

b.      Simulated Test Marketing

Metode ini memerlukan 30 hingga 40 pembeli yang qualified dipusat pertokoan ataupun tempat-tempat lainnya. Perusahaan akan menanyakan beberapa hal kepada mereka, bekerjasama dengan awareness dan preferensi mereka terhadap banyak sekali merek pada jenis produk tertentu. Mereka sanggup saja diundang untuk menyaksikan iklan singkat, termasuk didalamnya yang sudah populer ataupun yang masih baru. Lalu dalam penayangan iklan tersebut disisipkan iklan produk baru. Kemudian konsumen akan diberi sejumlah uang kemudian diminta untuk tiba ke sebuah toko khusus dimana mereka sanggup membelanjakan uang yang sudah diberikan tersebut sesuai kebutuhan. Perusahaan kemudian mengamati dan memperhatikan jumlah konsumen yang membeli merek gres dan merek pesaing. Data ini akan mengatakan citra wacana efektivitas iklan mereka atas iklan pesaing. Konsumen kemudian diminta mengutarakan alasan-alasan mereka membeli ataupun tidak membeli. Lalu kemudaian beberapa ahad sehabis itu mereka akan diwawancarai kembali melalui telepon untuk menentukan sikap mereka atas produk tersebut, kepuasannya, penggunaannya, dan minatnya untuk membeli kembali, dan ditawari kesempatan untuk membeli kembali produk yang bersangkutan.

 

c.       Controlled Test Marketing

Metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji dampak faktor dalam toko dan iklan terbatas pada sikap pembelian konsumen tanpa harus melibatkan konsumen itu sendiri secara langsung. Sampel konsumen akan diwawancarai untuk mendapatkan kesan mereka terhadap produk yang bersangkutan. Perusahaan tidak harus mengatakan pecahan penjualan, menggunakan wiraniaga mereka sendiri, atau`membeli jaringan distribusi. Tetapi metode ini tidak sanggup mengatakan isu wacana cara membujuk distributor biar mau menjual produk gres perusahaan.

 

d.      Test Markets

     Uji pasar adalah cara utama dalam menguji sebuah produk baru dalam situasi yang sama dengan yang nantinya akan dihadapi dalam peluncuran produk yang bersangkutan. Perusahaan umumnya akan bekerja sama dengan perusahaan riset dalam menentukan kota dimana wiraniaga perusahaan nantinya akan mencoba membujuk para distributor biar bersedia untuk menjual produk perusahaan. Perusahaan melakuan promosi dan periklanan sama dengan yang akan dilaksanakan dalam pemasaran secara nasional. Biaya yang nantinya dibutuhkan tergantung pada jumlah kota, lama pengujian, serta jumlah data yang diinginkan perusahaan. Melalui uji pasar akan didapatkan beberapa manfaat, diantaranya ialah mengatakan prediksi yang sanggup mendapatkan amanah wacana penjualan dimasa yang akan datang, pengujian awal terhadap planning pemasaran, mengetahui kekurangan produk, menerima citra banyak sekali problem potensial dalam jaringan distribusi, dan menerima pemahaman lebih baik mengenai sikap banyak sekali segmen pasar. Sementara, produk bisnis juga mendapatkan manfaat dari uji pasar, dimana pengujiannya bervariasi tergantung dari jenis barangnya. Barang industri yang mahal dan menggunakan teknologi gres pada umumnya menjalani pengujian Alpha dan Beta. Pengujian Alpha ialah pengujian produk dengan tujuan mengukur serta meningkatkan kinerja, rancangan, keandalan, dan biaya operasi produk. Apabila hasil pengujian alpha baik, maka perusahaan akan melanjutkannya dengan melaksanakan pengujian Beta dengan mengundang para konsumen potensial biar sanggup melaksanakan pengujian secara belakang layar ditempat mereka sendiri. Metode uji pasar lainnya ialah memperkenalkan produk bisnis gres dalam pekan raya dagang. Produk gres industrial juga sanggup diuji ditempat pajangan distributor atau dealer. Cara lain yang sanggup ditempuh ialah uji pemasaran, dimana perusahaan menciptakan pasokan produk dengan jumlah terbatas dan diserahkan pada wiraniaga untuk dijual didaerah geografis yang terbatas dengan santunan katalog, promosi, dan sebagainya. Melalui cara demikian, administrasi akan sanggup mempelajari apa saja yang mungkin terjadi dalam pemasaran dengan skala penuh serta mengatakan isu yang lebih lengkap dalam memutuskan komersialisasi produk yang bersangkutan.